Jumat, 24 Oktober 2014

Makalah Eliminasi Sisa Pencernaan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk hidup yang paling komplek yang diciptakan tuhan YME. Sebagai mahluk hidup, tentunya manusia memerlukan makan dan hasil dari proses makanan tersebut akan dikeluarkan sebagai zat-zat yang tidak lagi bermanfaat bagi tubuh manusia itu sendiri. Proses pengubahan dari makanan sampai menjadi sisa dinamakan proses pencernaan yang dilakukan oleh organ percernaan di dalam tubuh manusia. Sedangkan proses pengeluaran zat sisa tersebut dinamakan eliminasi.
Eliminasi merupakan pembuangan sisa proses di dalam tubuh. Eliminasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan dalam  tubuh (homeostasis). Kebutuhan eliminasi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya, usia, diet, latihan fisik dan lain-lain.
Sistem yang berperan dalam eliminasi atau proses pembuangan meliputi hampir semua sitem tubuh. Jika terjadi gangguan terhadap eliminasi, maka sistem tubuh yang berperan juga terganggu. Untuk itu, diperlukan pengetahuan tentang kebutuhan proses eliminasi sampah metabolisme dan pencernaan.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa eliminasi sisa pencernaan itu ?
1.2.2 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi?
1.2.3 Bagaimana proses eliminasi sisa pencernaan?
1.2.4 Apa saja gangguan-gangguan pada proses eliminasi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui eliminasi sisa pencernaan.
1.3.2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi.
1.3.3 Untuk mengetahui proses eliminasi sisa pencernaan.
1.3.4 Untuk mengetahui gangguan-gangguan pada proses eliminasi.

1.4 Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang proses eliminasi sisa pencernaan.





























BAB II
TEORI PENUNJANG

2.1 Pengertian eliminasi sisa pencernaan
         Eliminasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang asensial dan ber peran penting dalam menentukan kelangsungan hidup manusia. Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).
Eliminasi dibutuhkan untuk di butuhkan homeostastik melalui pembuangan sisa metabolisme. Secara garis besar, sisa metabolisme tersebut terbagi ke dalam dua jenis yaitu sampah yang berasal dari saluran cernak yang dibuang baik sebagai feses (non digestiblewaste) serta sampah metabolisme yang dibuang baik bersama feses ataupun melalui saluran lain seperti urine, Co2, nitrogen, dan H2O. Eliminasi terbagi menjadi dua yaitu eliminasi fekal (buang air besar/bab), dan eliminasi urine (buang air kecil/bak).
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi
1.  Umur                                              7.  Obat-obatan (medikasi)
2.  Diet                                                            8.  Prosedur diagnostik
3.  Cairan (fluid)                                 9.  Anastesi dan pembedahan
4.  Tonus otot                                      10. Nyeri
5.  Faktor psikologi                             11. Iritan
6.  Gaya hidup                                                12. Gangguan syaraf sensorik dan
                                                                  Motorik
1.      Umur
Anak-anak   tidak   mampu   mengontrol   eliminasinya   sampai   sistem neuromuskular berkembang, biasanya antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasa juga mengalami perubahan pengalaman yang dapat mempengaruhi proses pengosongan lambung.

2.      Diet
Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses. Cukupnya  selulosa, serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanan tertentu   pada   beberapa   orang   sulit   atau  tidak   bisa   dicerna.  Ketidakmampuan   ini berdampak   pada   gangguan   pencernaan,   di  beberapa   bagian   jalur   dari   pengairan feses.
3.      Intake Cairan
Cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi keras
intake cairan berpengaruh pada eliminasi fekal dan urine. Bila antake cairan tidak ada kuat atau output caiaran yang berlebihan, maka tubuh akan mengabsorebsi cairan dari usus besar dalam jumlah besar. Hal tersebut tersebut menyebabkan feses menjadi keras,kering,dan sulit melewati saluran pencernaan.
4.      Tonus Otot ( aktivitas )
Tonus atau abdomen dan diagram akun sangat membantu defekasi. Latihan fisik membantu seseorang untuk mempertahankan tonus otot.
5.      Faktor Psikologi
Dapat   dilihat   bahwa   stres   dapat   mempengaruhi   defekasi.   Penyakit-penyakit tertentu   termasuk   diare   kronik,   seperti   ulcus   pada   collitis,   bisa   jadi   mempunyai komponen psikologi.
6.      Gaya Hidup
Kebiasaan untuk melatih kalau buang air besar sejak kecil secara teratur.
7.      Obat-Obatan
Beberapa jenis obat memiliki efek samping yang berpengaruh terhadap eliminasi.ada obat yang menyebabkan seorang menjadi diare pada kondisi organ pencernakan maupun organ perkemihan .misal nya obat Analgesik Narkotik (Opiat) dapat manyebabkan kontifasi karena obat tersebut menekan gerakan peristaltik,obat Antikolinergk(missal,Atropin ) dapat menyebabkan retasi urine.
8.      Prosedur Diagnostik
Biasanya dipuasakan atau dilakukan kliman dahulu agar tidak dapat BAB kecuali setelah makan.
9.      Anastesi dan pembedahan
Anastesi     umum     menyebabkan pergerakan     colon yang normal menurun dengan penghambatan stimulus parasimpatik pada otot colon. Pembedahan yang langsung melibatkan intestinal dapat menyebabkan penghentian dari pergerakan intestinal sementara.
10.  Nyeri
Klien yang mengalami ketidaknyamanan defekasi seperti pasca bedah hemorrhoid biasanya sering menekan keinginan untuk defekasi guna   menghindari nyeri. Klien seperti ini akan mengalami konstipasi sebagai akibatnya.
11.  Iritan
Zat seperti  makanan      pedas,   toxin  baklteri   dan   racun   dapat mengiritasi saluran intestinal dan menyebabkan diare dan sering menyebabkan flatus.
12.  Gangguan syaraf sensorik dan motorik
Cedera pada sumsum tulang belakang dan kepala dapat menurunkan stimulus sensori untuk defekasi. Gangguan mobilitas bisa membatasi kemampuan klien untuk merespon terhadap keinginan defekasi ketika dia tidak dapat menemukan toilet atau mendapat bantuan. Akibatnya, klien bisa mengalami konstipasi. Atau seorang klien bisa mengalami fecal inkontinentia karena sangat berkurangnya fungsi dari spinkterani.

2.3 Proses eliminasi sisa pencernaan
1.      Miksi/Eliminasi Urine
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi ini sering disebut buang air kecil.
2.      Defekasi/Eliminasi Alvi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan.


1)      ESOPHAGUS
Ketika makanan memasuki esophagus bagian atas ia berjalan melewati spinkter esophagus bagian atas dimana ada sebuah otot sirkular yang mencegah udara masuk ke esophagus dan makanan dari refluks ke tenggorokan. Bolus dari makanan mengadakan perjalanan sepanjang 25cm di esophagus. Makanan didorong oleh kontraksi otot polos. Sebagian dari esophagus berkontraksi di belakang bolus makanan, otot sirkular di depan bolus. Gerakan peristaltik mendorong makanan ke gelombang berikutnya. Peristaltik menggerakkan makanan sepanjang saluran gastrointestinal. Dalam 15 detik bolus makanan berpindah dari esophagus bagian bawah. Spinkter esophagus bagian bawah terletak antara esophagus dan lambung, dan perbedaan tekanan ada di bagian akhir esophagus. Tekanan esophagus bagian bawah 10-40 mmHg, sedangkan tekanan lambung 5-10 mmHg. Tingginya tekanan biasanya menyebabkan refluks dari isi lambung ke esophagus. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan spinkter bagian bawah antara lain : antacid yang menurunkan refluks, dan makanan berlemak dan nikotin yang meninggikan refluks.
2)      LAMBUNG
Dalam      lambung,    makanan      disimpan    sementara     dan    dipecahkan     secara
mekanik   dan   kimiawi   untuk   pencernaan   dan   absorpsi.   Lambung   mensekresi   HCl,
mukus, enzim pepsi, dan faktor intrinsik. Konsentrasi HCl mempengaruhi keasaman
lambung dan keseimbangan asam dalam tubuh. Setiap molekul HCl yang disekresi di
lambung,      sebuah    molekul    bicarbonat   memasuki      plasma    darah.   HCl   membantu
pencampuran       dan   pemecahan      makanan     di  lambung,   mukus     melindungi   mukosa
lambung   dari   keasaman   dan   aktivitas   enzim.   Pepsin   mencerna   protein,   walaupun
tidak   banyak    pencernaan     yagn    terjadi di   lambung.    Faktor   intrinsik  merupakan
komponen   penting   yagn   dibutuhkan   untuk   penyerapan   vitamin   B12   di   usus   dan
pembentukan sel darah merah. Kekurangan faktor intrinsik menyebabkan anemia.
         Sebelum   makanan   meninggalkan   lambung   ia   diubah   menjadi   bahan   yang
semifluid yagn disebut CHYME.Chyme lebih mudah dicerna dan diabsorpsi daripada
makanan       yang   padat.klien    yang   sebagian    lambungnya      hilang   atau   menderita
gastritis mempunyai masalah pencernaan yang serius karena makanan tidak diubah
menjadi chyme. Makanan memasuki usus halus sebelum dipecah menjadi makanan
yang benar-benar semifluid.

USUS HALUS
         Selama   proses   pencernaan   chyme   meninggalkan   lambung   dan   memasuki
usus   halus.   Usus   halus   merupakan   suatu   saluran   yagn   diameternya   2,5   cm   dan
panjangnya   6   m.   ua   terdiri   dari   3  bagian   :   duodenum,   jejenum,   ileum.   Chyme

0 komentar:

Posting Komentar

 

ILMU KEPERAWATAN DASAR. Design By: SkinCorner
Valentine's Day Pumping Heart