BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Manusia
merupakan mahluk hidup yang paling komplek yang diciptakan tuhan YME. Sebagai
mahluk hidup, tentunya manusia memerlukan makan dan hasil dari proses makanan
tersebut akan dikeluarkan sebagai zat-zat yang tidak lagi bermanfaat bagi tubuh
manusia itu sendiri. Proses pengubahan dari makanan sampai menjadi sisa
dinamakan proses pencernaan yang dilakukan oleh organ percernaan di dalam tubuh
manusia. Sedangkan proses pengeluaran zat sisa tersebut dinamakan eliminasi.
Eliminasi
merupakan pembuangan sisa proses di dalam tubuh. Eliminasi merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia (KDM) yang dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan
dalam tubuh (homeostasis). Kebutuhan eliminasi dipengaruhi oleh banyak
faktor diantaranya, usia, diet, latihan fisik dan lain-lain.
Sistem
yang berperan dalam eliminasi atau proses pembuangan meliputi hampir semua
sitem tubuh. Jika terjadi gangguan terhadap eliminasi, maka sistem tubuh yang
berperan juga terganggu. Untuk itu, diperlukan pengetahuan tentang kebutuhan
proses eliminasi sampah metabolisme dan pencernaan.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa eliminasi sisa pencernaan itu ?
1.2.2
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi?
1.2.3
Bagaimana proses eliminasi sisa pencernaan?
1.2.4
Apa saja gangguan-gangguan pada proses eliminasi?
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui eliminasi sisa pencernaan.
1.3.2
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi.
1.3.3
Untuk mengetahui proses eliminasi sisa pencernaan.
1.3.4
Untuk mengetahui gangguan-gangguan pada proses eliminasi.
1.4 Manfaat
Dalam
pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang proses
eliminasi sisa pencernaan.
BAB II
TEORI PENUNJANG
2.1 Pengertian
eliminasi sisa pencernaan
Eliminasi
merupakan kebutuhan dasar manusia yang asensial dan ber peran penting dalam
menentukan kelangsungan hidup manusia. Eliminasi
adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel
(feses).
Eliminasi dibutuhkan untuk di butuhkan homeostastik melalui
pembuangan sisa metabolisme. Secara garis besar, sisa metabolisme tersebut
terbagi ke dalam dua jenis yaitu sampah yang berasal dari saluran cernak yang
dibuang baik sebagai feses (non digestiblewaste) serta sampah metabolisme yang
dibuang baik bersama feses ataupun melalui saluran lain seperti urine, Co2,
nitrogen, dan H2O. Eliminasi terbagi menjadi dua yaitu eliminasi fekal (buang
air besar/bab), dan eliminasi urine (buang air kecil/bak).
Defekasi
adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel
movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa
kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu.
2.2
Faktor-faktor yang mempengaruhi defekasi
1. Umur 7. Obat-obatan (medikasi)
2. Diet 8. Prosedur diagnostik
3. Cairan (fluid) 9.
Anastesi dan pembedahan
4. Tonus otot 10.
Nyeri
5. Faktor psikologi 11. Iritan
6. Gaya hidup 12.
Gangguan syaraf sensorik dan
Motorik
1.
Umur
Anak-anak tidak mampu
mengontrol eliminasinya sampai
sistem neuromuskular berkembang, biasanya antara umur 2 – 3 tahun. Orang
dewasa juga mengalami perubahan pengalaman yang dapat mempengaruhi proses
pengosongan lambung.
2.
Diet
Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses.
Cukupnya selulosa, serat pada makanan,
penting untuk memperbesar volume feses. Makanan tertentu pada
beberapa orang sulit
atau tidak bisa
dicerna. Ketidakmampuan ini berdampak pada
gangguan pencernaan, di
beberapa bagian jalur
dari pengairan feses.
3.
Intake Cairan
Cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi keras
intake
cairan berpengaruh pada eliminasi fekal dan urine. Bila antake cairan tidak ada
kuat atau output caiaran yang berlebihan, maka tubuh akan mengabsorebsi cairan
dari usus besar dalam jumlah besar. Hal tersebut tersebut menyebabkan feses
menjadi keras,kering,dan sulit melewati saluran pencernaan.
4.
Tonus
Otot ( aktivitas )
Tonus atau abdomen dan diagram akun sangat membantu defekasi.
Latihan fisik membantu seseorang untuk mempertahankan tonus otot.
5.
Faktor
Psikologi
Dapat dilihat bahwa
stres dapat mempengaruhi defekasi.
Penyakit-penyakit tertentu
termasuk diare kronik,
seperti ulcus pada
collitis, bisa jadi
mempunyai komponen psikologi.
6.
Gaya
Hidup
Kebiasaan
untuk melatih kalau buang air besar sejak kecil secara teratur.
7.
Obat-Obatan
Beberapa jenis obat memiliki efek samping yang berpengaruh terhadap
eliminasi.ada obat yang menyebabkan seorang menjadi diare pada kondisi organ
pencernakan maupun organ perkemihan .misal nya obat Analgesik Narkotik (Opiat)
dapat manyebabkan kontifasi karena obat tersebut menekan gerakan
peristaltik,obat Antikolinergk(missal,Atropin ) dapat menyebabkan retasi urine.
8.
Prosedur
Diagnostik
Biasanya dipuasakan atau dilakukan
kliman dahulu agar tidak dapat BAB kecuali setelah makan.
9.
Anastesi
dan pembedahan
Anastesi umum menyebabkan pergerakan colon yang normal menurun dengan
penghambatan stimulus parasimpatik pada otot colon. Pembedahan yang langsung melibatkan
intestinal dapat menyebabkan penghentian dari pergerakan intestinal sementara.
10.
Nyeri
Klien yang mengalami ketidaknyamanan defekasi seperti pasca bedah hemorrhoid
biasanya sering menekan keinginan untuk defekasi guna menghindari nyeri. Klien seperti ini akan
mengalami konstipasi sebagai akibatnya.
11.
Iritan
Zat seperti makanan pedas,
toxin baklteri dan
racun dapat mengiritasi saluran
intestinal dan menyebabkan diare dan sering menyebabkan flatus.
12.
Gangguan
syaraf sensorik dan motorik
Cedera pada sumsum tulang belakang dan kepala dapat menurunkan
stimulus sensori untuk defekasi. Gangguan mobilitas bisa membatasi kemampuan
klien untuk merespon terhadap keinginan defekasi ketika dia tidak dapat
menemukan toilet atau mendapat bantuan. Akibatnya, klien bisa mengalami
konstipasi. Atau seorang klien bisa mengalami fecal inkontinentia karena sangat
berkurangnya fungsi dari spinkterani.
2.3 Proses eliminasi sisa pencernaan
1.
Miksi/Eliminasi Urine
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila
kandung kemih terisi. Miksi ini sering disebut buang air kecil.
2. Defekasi/Eliminasi Alvi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan
atau proses makhluk hidup untuk
membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan.
1)
ESOPHAGUS
Ketika makanan memasuki esophagus bagian atas ia
berjalan melewati spinkter esophagus bagian atas dimana ada sebuah otot sirkular
yang mencegah udara masuk ke esophagus dan makanan dari refluks ke tenggorokan.
Bolus dari makanan mengadakan perjalanan sepanjang 25cm di esophagus. Makanan didorong
oleh kontraksi otot polos. Sebagian dari esophagus berkontraksi di belakang
bolus makanan, otot sirkular di depan bolus. Gerakan peristaltik mendorong
makanan ke gelombang berikutnya. Peristaltik menggerakkan makanan sepanjang saluran
gastrointestinal. Dalam 15 detik bolus makanan berpindah dari esophagus bagian bawah.
Spinkter esophagus bagian bawah terletak antara esophagus dan lambung, dan perbedaan
tekanan ada di bagian akhir esophagus. Tekanan esophagus bagian bawah 10-40
mmHg, sedangkan tekanan lambung 5-10 mmHg. Tingginya tekanan biasanya menyebabkan
refluks dari isi lambung ke esophagus. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan spinkter
bagian bawah antara lain : antacid yang menurunkan refluks, dan makanan berlemak
dan nikotin yang meninggikan refluks.
2)
LAMBUNG
Dalam
lambung, makanan disimpan sementara dan
dipecahkan secara
mekanik dan
kimiawi untuk pencernaan
dan absorpsi. Lambung
mensekresi HCl,
mukus, enzim
pepsi, dan faktor intrinsik. Konsentrasi HCl mempengaruhi keasaman
lambung dan
keseimbangan asam dalam tubuh. Setiap molekul HCl yang disekresi di
lambung, sebuah
molekul bicarbonat memasuki
plasma darah. HCl
membantu
pencampuran dan
pemecahan makanan di
lambung, mukus melindungi mukosa
lambung dari
keasaman dan aktivitas
enzim. Pepsin mencerna
protein, walaupun
tidak banyak
pencernaan yagn terjadi di
lambung. Faktor intrinsik
merupakan
komponen penting
yagn dibutuhkan untuk
penyerapan vitamin B12
di usus dan
pembentukan sel
darah merah. Kekurangan faktor intrinsik menyebabkan anemia.
Sebelum makanan
meninggalkan lambung ia
diubah menjadi bahan
yang
semifluid yagn
disebut CHYME.Chyme lebih mudah dicerna dan diabsorpsi daripada
makanan yang
padat.klien yang sebagian
lambungnya hilang atau
menderita
gastritis
mempunyai masalah pencernaan yang serius karena makanan tidak diubah
menjadi chyme.
Makanan memasuki usus halus sebelum dipecah menjadi makanan
yang
benar-benar semifluid.
USUS HALUS
Selama proses
pencernaan chyme meninggalkan lambung
dan memasuki
usus halus.
Usus halus merupakan
suatu saluran yagn
diameternya 2,5 cm
dan
panjangnya 6
m. ua terdiri
dari 3 bagian
: duodenum, jejenum,
ileum. Chyme
0 komentar:
Posting Komentar